4 SYARAT AMAL IBADAH DITERIMA OLEH ALLAH SWT

 


Syarat amal Ibadah yang akan diterima oleh Allah SWT.

Oleh Ust. Aam Amirrudin

 

Agar amal ibadah maupun amal sholeh  kita  diterima Allah SWT. amalan tersebut harus memenuhi 4 syarat. 4 syarat tersebut diantaranya :

1.Niat

Niat merupakan pondasi utama yang akan menentukan amal. Niat memiliki beberapa arti, yaitu sebagai tekad yang kuat, motivasi, dan harapan. Setiap amal akan dibalas berdasarkan niatnya. Suatu amalan yang baik belum tentu dibalas dengan pahala, jika niatnya buruk. Misalnya kita sedang dimasjid, lalu sholat sunnah. Tetapi sholatnya untuk pamer. Maka, amalan sholat sunnah tersebut tidak akan mendatangkan pahala, karena niatnya buruk.

 

Dari Amirul Mukminin, Abi Hafs Umar bin Al Khattab RA, dia  berkata  "saya mendengar Rasulullah        SAW            bersabda Sesungguhnya. setiap perbuatan tergantung niat. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang          dia niatkan. Siapa yang  berhijrah karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul­ Nya,  maka  hijrahnya kepada {keridhaan) Allah dan Rasul- Nya. Dan siapa  yang berhijrah karena menginginkan kehidupan yang /ayak didunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka   hijrahnya {akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.n (HR. Bukhari dan Muslim).

 

2.Tatacara yang Sesuai dengan Tuntunan Islam

Setelah niat, pain kedua adalah tatacara. Jika niatnya sudah benar maka tatacaranya pun harus benar. Misalnya sholat Subuh, sudah dijelaskan berdasarkan syariat bahwa sholat shubuh itu dua rakaat. Maka jangan ditambah dari dua rakaat menjadi  empat ataupun delapan rakaat karena menginginkan pahala yang banyak.sebagaimana kalian melihat-Ku sha/at" (HR. Bukhari 631, 5615, 6008}.

 

3.Ruh dan Pengaruhnya

Perpaduan antara niat dan tatacara yang sesuai dengan syariat, diharapkan akan memunculkan ruh serta pengaruhnya dalam kehidupan pribadi kita. Misalnya ketika kita niat sholat  dengan  tatacara yang sesuai syariat, diharapkan kita menjadi pribadi  yang sholeh,melaksanakan perbuatan yang diperintahkan dan dapat mencegah dari perbuatan mungkar. "{Musim) haji itu {pada) bu/an-bu /an yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan  {ibadah)  haji da/am {bu/an -bu/an) itu, maka janganlah dia berkata  jorok {rafas}, berbuat maksiat dan bertengkar dalam {melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan Allah mengetahuinya. Bawa/ah bekal karena sesungguhnya sebaik­ baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang orang yang mempunyai aka/ sehat! [Q.S AI-Baqarah (2): 197}.

 

4.Dilandasi Taqwa

Al  Qur'an  menyebutkan dalam Surat An-nisa (4) : 137 yang bunyinya, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi}, kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pu/a) menunjukkan kepada mereka jalan   (yang lurus)'Ayat ini menjelaskan bahwa kita tidak boleh main-main dengan keyakinan kita, karena kita tidak tahu kapan Allah memanggil, apakah ketika kita dalam perbuatan baik ataupun dalam kondisi sebaliknya. Lihat pula Q.S AI-Baqarah (2) : 122 dan An - Nahl {16): 97 yang menjelaskan bahwa siapapun harus selalu mengingat akan kuasa Allah SWT. agar termotivasi untuk berbuat baik karena mereka akan mendapatkan kebaikan atas yang dikerjakannya. Begitupun sebaliknya, siapapun yang berbuat buruk, maka akan mendapat keburukan atas apa yang dikerjakannya.

 

Wallahu a'lam bisshowab


Cimahi, 10 Oktober 2020



Penyusun


0 Comments:

Post a Comment